Sabtu, 04 Juni 2016

MUHIBAH BUDAYA KE PROVINSI LAMPUNG



Menindak lanjuti dhawuh Dalem Sri Sultan Hamengku Buwono X agar pedalangan Gagrag Ngayogyakarta dapat dikembangkan diluar DIY, Dinas Kebudayaan DIY bekerjasama dengan PEPADI DIY melakukan muhibah sebagai silaturahmi budaya dengan menggelar Wayang Kulit semalam suntuk.

Lawatan yang memakan waktu tiga hari; Jum'at 22 April 2016 hingga Minggu 24 April 2016, itu, diikuti 30 personil yang terdiri dari Panitia, Dalang, Pengrawit dan Waranggana, dan disambut langsung oleh Gubernur Lampung, Muhammad Ridho Ficardo, S.Pi, M.Si., di ruang VVIP Bandara Radin Intan II.

Oleh Gubernur, tim muhibah budaya dari DIY dipilihkan tempat pagelaran di Lapangan Way Dadi, Sukarame, Bandar Lampung  dimana lokasi tersebut sangat potensial untuk bisa diakses oleh masyarakat luas mengingat lapangan itu berada pada lokasi strategis dan dikelilingi oleh warung-warung angkringan.

 
Pagelaran wayang kulit yang diselenggarakan pada hari Sabtu, 23 April 2016 itu diawali dengan Sambutan Gubernur yang diwakili oleh Staf Ahli Gubernur, Bidang Pembangunan, dilanjutkan dengan sambutan Kepala Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta, Drs. Umar Priyono, M.Pd.



Dalam sambutannya, Kepala Dinas Kebudayaan DIY menyampaikan bahwa muhibah budaya tersebut merupakan sumbangsih DIY kepada Provinsi Lampung yang masyarakatnya masih melestarikan budaya adi luhung, salah satunya adalah wayang kulit. Ada harapan bahwa muhibah budaya di luar Jawa tersebut akan dapat dilaksanakan hingga Papua.

Pagelaran wayang kulit yang menyajikan lakon "Gathutkaca Kalajaya" itu menampilkan 3 dalang yang mewakili 3 generasi: Ki Gilang Tomas Kumoro (Dalang Muda dari Gunung Kidul), Ki Utoro Wijayanto (Dalang Dewasa dari Sleman) dan Ki Giyatno yang juga abdi dalem Kraton dengan paring Dalem asma Ki Mas Bekel Cerma Gundala (Dalang Sepuh, mewakili Kota Yogyakarta).


Pengiring pagelaran dipercayakan kepada paguyuban karawitan Kecubung Sakti dengan 5 waranggana: Nyi. Nanda Sulastri, Nyi Siti Marfu'ah, Ni Agnesia Nandasari, Ni Jawavi Vega Purnamasari dan Ni Elisha Orcarus Allasso. Sebagian besar seniman tersebut adalah mahasiswa atau lulusan ISI Yogyakarta.


Kesuksesan pagelaran di Bandar Lampung tersebut tak lepas dari bantuan Pemprov Lampung yang memfasilitasi berbagai hal, termasuk dua buah Bus yang selalu standby di Hotel Nusantara (Jl. Soekarno-Hata, dulu Jl. P. Tirtayasa) dan siap mengantar seniman DIY ke lokasi. Semoga kerjasama ini berkelanjutan untuk event-event mendatang.


[Anang_P]

MUHIBAH BUDAYA DI WONOSOBO JAWA TENGAH



Mengakhiri program Muhibah Budaya yang sebelumnya telah dilaksanakan di Lampung dan di Temanggung, pada hari Jum'at, 20 Mei 2016 Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta yang bekerjasama dengan PEPADI DIY menggelar Wayang Kulit semalam suntuk di Kabupaten Wonosobo.




Sebagaimana pada Muhibah Budaya  sebelumnya, pagelaran yang diselenggarakan di Pendapa Kabupaten Wonosobo itu menampilkan 3 dalang: Ki Hendi Prasetya (dalang muda dari Kota Yogyakarta), Ki Rusdiyanto (dalang dewasa dari Gunung Kidul) dan Ki Wisnu Gito Saputra (dalang senior dari Sleman).


Suatu hal yang menguntungkan bahwa pada event malam itu, dilakukan pengukuhan Pengurus Dewan Kesenian Daerah (DKD) Kabupaten Wonosobo  dan  pengukuhan Pengurus PEPADI Kabupaten Wonosobo oleh Bupati, Eko Purnomo, SE., MM.


Sambutan Kepala Dinas Kebudayaan DIY yang diwakili oleh Dra. Dian Laksmi Pratiwi, MM. mampu mengundang applaus hadirin setelah meriwayatkan hubungan perjuangan yg istimewa antara Yogyakarata dan Kedu, dalam hal ini Wonosobo, terlebih dalam hal kebudayaan, khususnya wayang kulit.


Acara pengukuhan hingga penyerahan tokoh wayang kepada para dalang tampak begitu khidmat, terlebih paguyuban karawitan PRABU (Prawira Budaya) dari Gunung Kidul begitu tanggap akan rangkaian acara, dan setiap momen selalu diiringi dengan gamelan sehingga suasana terasa nges dan  penuh nuansa magis.


Kemeriahan pagelaran yang disemarakkan dengan tampilnya Wakil Bupati Wonosobo (Agus Subagyo), Ketua Dewan Kesenian dan Ketua PEPADI (Ki Bambang Sutejo) membuat Bpk Bupati dan para pejabat (termasuk dari Disbud DIY) bertahan hingga larut malam.



Tampil dalam pagelaran yang melakonkan "Bima Kalajaya" itu, waranggana: Nyi Susmiyati, Nyi Yatirah, Nyi Natalia Lestari, Ni Saraswati Meiana, dan Ni Intan Puspitasari.








[Anang_P]

MUHIBAH BUDAYA DI TEMANGGUNG JAWA TENGAH




Melanjutkan program Muhibah Budaya yang telah diawali di Lampung, pada hari Jum'at, 13 Mei 2016 Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta yang bekerjasama dengan PEPADI DIY menggelar Wayang Kulit semalam suntuk di Kabupaten Temanggung dengan lakon "Karna Kalajaya".


Pagelaran yang diselenggarakan di PENDAPA PANGAYOMAN Kabupaten Temanggung itu menampilkan 3 dalang: Ki Bayu Probo Prasopo Aji (dalang remaja dari Sleman), Ki Guntoro (dalang muda dari Kulon Progo) dan Ki Kuwat Hadi Samono (dalang senior dari Gunung Kidul).





Tampilan ketiga dalang tersebut saling melengkapi dimana dua dalang terdahulu tampak menonjol pada garap sabet, sementara Ki Kuwat Hadi Samono lebih menekankan sanggit dan geculan sebagaimana almarhum Ki Hadi Sugito.






Mengiringi pagelaran tersebut, karawitan PRABU (Prawira Budaya) dari Gunung Kidul yang dimotori oleh Ki Oky Wijaya dan Ki Roni Achmad  tampil total dengan didukung lima orang waranggana: Nyi Susmiyati, Nyi Natalia Lestari, Ni Saraswati Meiana, Ni Deni Purwanti dan Ni Intan Puspitasari.







[Anang_P]