Sabtu, 02 September 2017

FESTIVAL DALANG ANAK DIY 2017

[Masih dalam proses edit]

Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta bekerjasama dengan PEPADI DIY menyelenggarakan Festival Dalang Anak (FDA) DIY 2007 yang diselenggarakan di Pendapa Kantor Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta Jl. Cendana 11 pada hari Rabu, 23 Agustus 2017.

Lima orang dalang yang tampil pada FDA adalah:

Ki Ebenheser Wahyu Armanto (Kota Yogyakarta)
Ki Bagas Nur Satwika (Kabupaten Bantul)
Ki Hilmy Maulana Adi (Kabupaten Kulon Progo)
Ki Arifatur Iksan Bayu Pradigtya (Kabupaten Gunung Kidul)
Ki Muhamad Zaki Kaditama (Kabupaten Sleman)

Dari hasil sidang dewan Pengamat yang terdiri dari:Udreka, S.Sn., M.Sn. (ISI Yogyakarta; Ketua/Anggota), Ki Yuwono, S.Kar (PEPADI DIY; Sekretaris/Anggota), Dr. Trisno Santoso (ISI Surakarta; Anggota), Dr. Sumaryoto (ISI Yogyakarta; Sekretaris/Anggota) dan Drs. Indra Tranggono (Budayawan DIY; Anggota), ditentukan: Ki Bagas Nur Satwika (Kabupaten Bantul) sebagai penyaji terbaik, dan berhak mewakili DIY  pada Festival Dalang Bocah Tingkat Nasional di Jakarta pada 21-23 September 2017.

WAYANG DI TRENGGALEK

Melanjutkan muhibah budaya tahun sebelumnya, Dinas Kebudayaan (Disbud) DIY bersama PEPADI DIY melanjutkan lawatannya ke Trenggalek, Jawa Timur.


Rombongan seniman dan tim Disbud DIY yang berjumlah sekitar 25 orang, berangkat dari Jogja pada hari Sabtu pagi, 19 Agustus 2017.



Pagelaran wayang kulit yang digelar di "Pendopo Manggala Praja Nugraha" Trenggalek malam itu menggelar cerita Petruk Takon Bapa dengan dalang Ki Hadi Sutikno dari Tegalsari, Sariharjo, Ngaglik, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.




 
Pada seremoni gelar budaya yang bersamaan dengan HUT ke-823 Trenggalek itu, Wakil Bupati, Muhammmad Nur Arifin (yang hadir bersama istri;  Novita Hardiny) mewakili Bupati menyerahkan Wayang Petruk ke Ki Dalang.

Pada malam harinya, Bupati Trenggalek, Emil Elestianto Dardak berkenan hadir bersama istri (Arumi Bacshin) menyaksikan pagelaran hingga lewat tengah malam.


Sabtu, 04 Juni 2016

MUHIBAH BUDAYA KE PROVINSI LAMPUNG



Menindak lanjuti dhawuh Dalem Sri Sultan Hamengku Buwono X agar pedalangan Gagrag Ngayogyakarta dapat dikembangkan diluar DIY, Dinas Kebudayaan DIY bekerjasama dengan PEPADI DIY melakukan muhibah sebagai silaturahmi budaya dengan menggelar Wayang Kulit semalam suntuk.

Lawatan yang memakan waktu tiga hari; Jum'at 22 April 2016 hingga Minggu 24 April 2016, itu, diikuti 30 personil yang terdiri dari Panitia, Dalang, Pengrawit dan Waranggana, dan disambut langsung oleh Gubernur Lampung, Muhammad Ridho Ficardo, S.Pi, M.Si., di ruang VVIP Bandara Radin Intan II.

Oleh Gubernur, tim muhibah budaya dari DIY dipilihkan tempat pagelaran di Lapangan Way Dadi, Sukarame, Bandar Lampung  dimana lokasi tersebut sangat potensial untuk bisa diakses oleh masyarakat luas mengingat lapangan itu berada pada lokasi strategis dan dikelilingi oleh warung-warung angkringan.

 
Pagelaran wayang kulit yang diselenggarakan pada hari Sabtu, 23 April 2016 itu diawali dengan Sambutan Gubernur yang diwakili oleh Staf Ahli Gubernur, Bidang Pembangunan, dilanjutkan dengan sambutan Kepala Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta, Drs. Umar Priyono, M.Pd.



Dalam sambutannya, Kepala Dinas Kebudayaan DIY menyampaikan bahwa muhibah budaya tersebut merupakan sumbangsih DIY kepada Provinsi Lampung yang masyarakatnya masih melestarikan budaya adi luhung, salah satunya adalah wayang kulit. Ada harapan bahwa muhibah budaya di luar Jawa tersebut akan dapat dilaksanakan hingga Papua.

Pagelaran wayang kulit yang menyajikan lakon "Gathutkaca Kalajaya" itu menampilkan 3 dalang yang mewakili 3 generasi: Ki Gilang Tomas Kumoro (Dalang Muda dari Gunung Kidul), Ki Utoro Wijayanto (Dalang Dewasa dari Sleman) dan Ki Giyatno yang juga abdi dalem Kraton dengan paring Dalem asma Ki Mas Bekel Cerma Gundala (Dalang Sepuh, mewakili Kota Yogyakarta).


Pengiring pagelaran dipercayakan kepada paguyuban karawitan Kecubung Sakti dengan 5 waranggana: Nyi. Nanda Sulastri, Nyi Siti Marfu'ah, Ni Agnesia Nandasari, Ni Jawavi Vega Purnamasari dan Ni Elisha Orcarus Allasso. Sebagian besar seniman tersebut adalah mahasiswa atau lulusan ISI Yogyakarta.


Kesuksesan pagelaran di Bandar Lampung tersebut tak lepas dari bantuan Pemprov Lampung yang memfasilitasi berbagai hal, termasuk dua buah Bus yang selalu standby di Hotel Nusantara (Jl. Soekarno-Hata, dulu Jl. P. Tirtayasa) dan siap mengantar seniman DIY ke lokasi. Semoga kerjasama ini berkelanjutan untuk event-event mendatang.


[Anang_P]

MUHIBAH BUDAYA DI WONOSOBO JAWA TENGAH



Mengakhiri program Muhibah Budaya yang sebelumnya telah dilaksanakan di Lampung dan di Temanggung, pada hari Jum'at, 20 Mei 2016 Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta yang bekerjasama dengan PEPADI DIY menggelar Wayang Kulit semalam suntuk di Kabupaten Wonosobo.




Sebagaimana pada Muhibah Budaya  sebelumnya, pagelaran yang diselenggarakan di Pendapa Kabupaten Wonosobo itu menampilkan 3 dalang: Ki Hendi Prasetya (dalang muda dari Kota Yogyakarta), Ki Rusdiyanto (dalang dewasa dari Gunung Kidul) dan Ki Wisnu Gito Saputra (dalang senior dari Sleman).


Suatu hal yang menguntungkan bahwa pada event malam itu, dilakukan pengukuhan Pengurus Dewan Kesenian Daerah (DKD) Kabupaten Wonosobo  dan  pengukuhan Pengurus PEPADI Kabupaten Wonosobo oleh Bupati, Eko Purnomo, SE., MM.


Sambutan Kepala Dinas Kebudayaan DIY yang diwakili oleh Dra. Dian Laksmi Pratiwi, MM. mampu mengundang applaus hadirin setelah meriwayatkan hubungan perjuangan yg istimewa antara Yogyakarata dan Kedu, dalam hal ini Wonosobo, terlebih dalam hal kebudayaan, khususnya wayang kulit.


Acara pengukuhan hingga penyerahan tokoh wayang kepada para dalang tampak begitu khidmat, terlebih paguyuban karawitan PRABU (Prawira Budaya) dari Gunung Kidul begitu tanggap akan rangkaian acara, dan setiap momen selalu diiringi dengan gamelan sehingga suasana terasa nges dan  penuh nuansa magis.


Kemeriahan pagelaran yang disemarakkan dengan tampilnya Wakil Bupati Wonosobo (Agus Subagyo), Ketua Dewan Kesenian dan Ketua PEPADI (Ki Bambang Sutejo) membuat Bpk Bupati dan para pejabat (termasuk dari Disbud DIY) bertahan hingga larut malam.



Tampil dalam pagelaran yang melakonkan "Bima Kalajaya" itu, waranggana: Nyi Susmiyati, Nyi Yatirah, Nyi Natalia Lestari, Ni Saraswati Meiana, dan Ni Intan Puspitasari.








[Anang_P]