Minggu, 06 November 2011

KI SRI HARTANTO MEWAKILI DIY


Menindaklanjuti surat dari PEPADI Pusat tentang Festival Wayang Indonesia ke-3 Tingkat Nasional (Kompetisi Dalang Remaja) Tahun 2011 yang akan diselenggarakan di Gedung Pewayangan Kautaman TMII Jakarta pada tanggal 18-21 Oktober 2011, PEPADI DIY telah berhasil melaksanakan seleksi Dalang Remaja dari 5 Kabupaten/Kota se DIY pada hari Jum'at, 30 September 2011.


Acara seleksi tersebut dikemas sebagaimana Audisi dimana setiap dalang tidak perlu menampilkan pagelaran secara utuh tetapi meski hanya berupa fragmen/penggalan pakeliran yang singkat, setiap aspek penilaian harus dapat terwakili.


Selain itu, pada sessi tanya jawab, setiap dalang akan mendapatkan banyak masukan karena masing-masing Yuri/Pengamat akan memberikan kritik dengan dasar-dasar ilmu pedalangan yang dapat dipertanggungjawabkan.
Seleksi yang dilaksanakan di Joglo Kartini, Gabugan, Donokerto, Turi itu menampilkan Yuri Ki. Drs. S. Purnomo (dari unsur praktisi pedalangan klasik), Ki Edi Suwondo (dari praktisi pedalangan garap) dan Ki R. Suhartana (dari SMKI Jogja; unsur pendidikan pedalangan). Selain itu, hadir Prof. Dr. Kasidi, M.Hum. sebagai tamu kehormatan yang didaulat memberi pengarahan tentang ciri khas pedalangan gagarag Jogja serta wawasan pedalangan nasional dan global.


Hasil akhir (nilai total) yang diperoleh masing-masing peserta seleksi adalah:
1. Ki Widiyatmoko (Kab. Gunung Kidul; Brojodhenta Gugur), nilai 647

2. Ki Restu Hermawan (Kab. Kulon Progo; Sang Sucitra), nilai 605

3. Ki Sumantri Adhi Saputro (Kab. Bantul; Dewa Ruci), nilai 656

4. Ki Nugroho Hardi Seputro (Kota Yogyakarta; Begawan Sukma Anggana), nilai 575

5. Ki Sri Hartanto (Kab. Sleman; Wiratha Parwa), nilai 685

Dari hasil tersebut, maka Ki Sri Hartanto dinyatakan berhak mewakili PEPADI DIY untuk maju ke Festival Wayang Indonesia ke-3 Tingkat Nasional di TMII Jakarta.


Untuk selanjutnya, latihan intensif dilakukan 3 kali di Gabugan dibawah koordinasi Ketua Kontingen Ki Edi Suwondo dengan tim pendukung: Sri Mulyono, S.Sn., Ciptorini, S.Sn., Parti Wibowo, Kuswolo, Agus Hadi Sugito, Adhi Sulistyo, Heru Setiawan, Anang Prawoto dan Edi Indartono.


Karena pada hari Selasa (18 Oktober 2011) ada beberapa personil yang ikut mendukung Kirab Pengantin Kraton Yogyakarta (GKR.Bendara dan KPH.Yudonegoro), kontingen Jogja baru berangkat menuju TMII Jakarta jam 19.15 dari Pajangan Sleman.
























KI TIMBUL HADIPRAYITNA WAFAT








Selasa Pon, 10 Mei 2011 dini hari penulis menerima sms dari teman yang memberi tahu bahwa Ki Timbul 'seda'. Innalillahi wa inna illaihi roji'un, kandidat Empu Ageng yang lahir di Bagelen, 21 September 1934 itu telah meninggalkan kita. Dunia pedalangan kehilangan sosok dalang sepuh yang konsisten menjaga pakeliran gagrag Ngayogyakarta.






Masih teringat saat Ki KMT. Cerma Manggala (Ki Timbul Hadiprayitna) membawakan cerita Puntadewa Krama (Gandamana Sayembara) pada pagelaran wayang kulit yang diselenggarakan oleh RRI, TVRI, KR dan Pepadi DIY di kagungan Dalem Sasana Hinggil Dwi Abad Yogyakarta, dalang yang sudah berusia 77 tahun itupun tetap tampak bersemangat, baik suluk, antawacana, janturan maupun sabet, semua masih terlihat utuh. Memang, disela-sela sabetan Ki Timbul harus berhenti sejenak untuk ambil nafas yang sedikit tampak terengah-engah.


Patut diacungi jempol bahwa diusia senja dan dalam kondisi fisik yang sudah tidak fit, semangat mendalang Ki Timbul tidak kalah dengan dalang-dalang muda. Semoga masyarakat, para pecinta wayang, seniman dan putra-wayah Almarhum akan tetap ngleluri dan mengembangkan pedhalangan Jogja dengan segala paugerannya.






Tidak terlalu salah jika ada banyak harapan disampirkan di pundak Prof. Dr. Kasidi, M.Hum. yang meski bukan berprofesi dalang, tapi karena putra Ki Timbul itu adalah satu-satunya profesor di bidang wayang/pedalangan di Indonesia (atau bahkan di dunia saat ini), semoga setidaknya dapat membidani munculnya dalang Jogja yang profesional, kondang dan digemari di seluru penjuru.






Selamat jalan sang Empu Ageng.